Yes. Picture speaks thousand words. Tetapi gambar telah dieksploitasikan. Menjadi semakin teruk apabila gambar yang mempunyai jalan cerita yang tergantung. Hanya memaparkan apa yang tengah terjadi, bukan sebelum, dan bukan selepas. Ya, tiada kronologi. Maka muncullah si polan dan si polan menyebarkan cerita tergantung tersebut. Ada yang membuat andaian sendiri berdasarkan gambar. Mereka bercerita seolah-olah mereka mengetahui kesemua cerita-cerita yang berlaku.
Di sinilah Photojournalism tidak dipraktikkan dengan betul. Tiada code of conduct, tiada standard operating procedure (SOP).
Apa itu Photojournalism?
"Photojournalism is a particular form of journalism (the collecting, editing, and presenting of news material for publication or broadcast) that creates images in order to tell a news story. It is now usually understood to refer only to still images, but in some cases the term also refers to video used in broadcast journalism. Photojournalism is distinguished from other close branches of photography (i.e., documentary photography, social documentary photography, street photography or celebrity photography) by complying with a rigid ethical framework which demands that the work is both honest and impartial whilst telling the story in strictly journalistic terms. Photojournalists create pictures that contribute to the news media."
Ya, photojournalism ialah satu set kompilasi gambar, yang menurut kronologi masa, dan juga jujur tanpa cenderung kepada mana-mana pihak.
Ini tidak, dapat satu gambar, habis dijaja satu dunia, terus menghukum tanpa menyiasat terlebih dahulu. Terus anjing sana pencacai sini. Di sini, fotografi telah menjadi satu medium untuk memecahbelahkan bangsa agama. Shame on you.
In the nut shell, picture speaks a thousand words and also tonnes of lies. Jadi, jangan mudah menghukum berdasarkan satu gambar. Selidik dahulu apa yang berlaku sebelum melompat ke dalam keputusan (jump into conclusion).
Jika tidak, ini yang akan berlaku.
Post a Comment